Sudah terbiasa bagi Anne ketika ia memejamkan mata, wajah cowok bernama franco itu kerap muncul di kepalanya bagaikan mimpi buruk. Ya, memang lebih baik Anne beranggapan seperti itu.
“Daripada nanti halu lagi” ujarnya dalam hati.
6 bulan yang lalu..
Sosok yang tengah ia kenang itu memang berparas manis, semanis sapa dan candanya. Beberapa bulan lalu Anne bertemu dengannya lewat sebuah aplikasi perkenalan. Memang tidak lama bagi dirinya untuk mengenal lebih jauh laki-laki itu, namun entah sosoknya mengapa cukup membekas di benak Anne.
Franco terlihat cerdas dimatanya, belum lagi ketika ia memainkan piano dalam beberapa postingan Instagramnya. Buat Anne laki-laki seperti Franco jarang ia temui. Saat itu Anne tidak berpikir macam-macam, tapi ia kagum padanya. lagipula Anne juga baru sembuh dari patah hati. Anne hanya ingin berhati-hati kali ini.
Sembari menikmati musik favorit lewat Spotify yang ia putar, Anne mengeluarkan sebotol white wine dari lemari di kamarnya. Anne memang punya banyak, kala itu ia sedang berbisnis salah satu brand licquor, dan entah mengapa setelah melihat salah satu postingan foto Franco yang tengah memegang segelas wine, terbersit di benak Anne untuk mengirimkan sebotol kepadanya.
Anne pun mengirim pesan lewat Instagram, percakapan bersahabat mengalir dari Franco, ia pun menerima pemberian Anne lewat pengiriman online. Anne memang sudah biasa seperti ini. Mungkin sudah Wine ke-10 yang ia berikan cuma-cuma kepada orang yang ia pikir akan senang jika menerimanya.
Sejak saat itu Anne pun mulai sering berbincang lewat chat dengan Franco. Berawal dari Instagram lalu berlanjut ke Whatsapp. Setiap hari Franco menyapanya dan kerap membagi kisah tentang hidupnya akhir-akhir ini.
Franco sedang patah hati..
Ia bercerita bahwa tahun ini ia banyak dirundung duka. Franco banyak ditinggal oleh orang-orang yang dicintai termasuk kekasihnya. Franco juga mengatakan bahwa saat ini dia sedang rapuh namun ia juga merindukan perhatian yang dulu ia dapatkan dari sang kekasih.
Anne merasa seperti sedang berkaca-melihat dirinya, seakan ia dapat merasakan bagaimana rasanya berada di posisi seorang Franco. Meski ia berusaha menutupi namun Anne merasakan pula luka masa lalunya dari cerita yang ia dengar. Anne pun semakin bersimpati, merasa iba hingga tiap harinya ia mulai memberi perhatian lebih terhadap Franco. Anne tak menyadari jika perlahan hal itu semakin menumbuhkan rasa suka dihatinya.
“Anne kembali termenung.. teringat saat pertamakali ia bertemu dengan Franco secara langsung”.
Hari itu ia diajak bertemu di sebuah Bar favorit Franco. Sebetulnya Anne sedang tidak enak badan saat itu, & ia sempat berpikir jika ia harus membatalkan agenda, namun Franco berkata kalau ia sedang merasa sendiria sehingga Anne pun berubah pikiran, berusaha menyegarkan diri, bersiap-siap pergi ke bar tersebut.
Anne tak menyangka jika cowok yang dikaguminya itu yang tengah duduk di hadapannya itu akan sedemikian charming dan ramahnya. Sempat terlintas di kepalanya jika Franco terlihat seperti bad boy. Gayanya yang flamboyan serta sikapnya yang outgoing membuat Anne tertarik secepat itu, meski dengan sigap ia segera mengurung isi kepalanya agar tidak berpikir yang berlebihan saat itu.
” Ok Anne, keep it cool” ujarnya dalam hati.
Tutur kata dan percakapannya dengan Franco yang begitu ‘nyambung’ membuat suasana mudah mencair. Ia pun mulai bercerita tentang sisi kehidupnyaa lain yang menarik. Kelihatannya Franco memang terbiasa bertemu dengan banyak orang-ia pasti memiliki banyak teman, pikir Anne- no wonder jika ia bisa se-smooth ini.
Anne melanjutkan renungannya..
Sejak pertemuan itu, Anne semakin intense berkomunikasi dengannya. Cowok itu rajin menyapanya dengam hangat dari pagi hingga malam. Berbagi curhatan sehari-hari hingga canda tawa mewarnai hari-hari Anne lewat chatting.
Anne berusaha agar tidak terlalu terlihat ‘excited‘ oleh Franco. Ia berpikir jika ingin mengenalinya perlahan cowok tdalam jangka waktu yang lama. Anne merasa nyaman dengan kehadiran Franco.
Terkadang Anne ingin menjadi seorang teman dan pendengar yang baik, akan tetapi terkadang terbersit pula sedikit rasa sedih apabila Franco mulai bercerita tentang mantan kekasihnya yang sangat ia cintai.
Meski Franco juga sempat berkata bahwa ia menyukai Anne, namun ia sedang dalam keadaan terpuruk. Anne khawatir nanti malah dirinya yang punya rasa suka yang lebih banyak dibandingan dengan perasaan Franco terhadapnya.
Oleh karena itu Anne berusaha menyimpan rasa sukanya dalam-dalam.
Akan tetapi Franco begitu bermagnet!
Sampai-sampai Anne menciumnya padahal setengah mati ia berusaha agar hal itu tak terjadi setelah beberapa kali ia hang out bersama Franco. Entah mungkin Franco juga cukup menggodanya ataukah Anne yang begitu tertarik padanya.
Di lain waktu Franco sempat beberapa kali membahas tentang hubungan FWB atau Friends with benefit. Franco menjelaskan Fwb versi dirinya, namun Buat Anne konsep fwb bukanlah sesuatu yang ia bisa pertimbangkan. Anne beranggapan kalau Fwb nantinya hanya akan membuat dirinya baper saja. Anne tak ingin berada di posisi tersebut.
1 bulan kemudian Franco berangkat untuk berlibur ke pulau dewata. Memang sudah jauh hari Franco memang telah berencana untuk mengambil cuti selama beberapa hari. Ia berkata bahwa bersantai sejenak dari hiruk-pikuk kota akan membantunya untuk menyembuhkan diri.
Franco sempat membayangkan betapa senangnya apabila ia bisa pergi dengan cewek yang baru saja dikenalnya itu. namun sayang kala itu kondisi Anne tidak memungkinkan. Ia baru saja menandatangani kontrak kerja.
Namun Franco juga sudah janjian dengan teman lamanya untuk bertemu disana. Franco tahu kalau Anne mendukungnya untuk liburan yang satu ini. Lebih dari sekedar traveling, Franco memang sedang berproses untuk menyembuhkan dirinya.
Setiap hari Franco memberi kabar selama berada diluar kota, Anne juga terdengar ikut senang. Hari-hari yang Franco jalani seakan baik-baik saja hingga suatu hari, sesuatu terjadi. Saat itu Anne sedang mengalami konflik di kantor barunya. Ia sedang dalam keadaan panik. disaat yang bersamaan Anne tengah chatting dengan Franco. Anne begitu impulsif dan berkata bahwa ia ingin sendiri dahulu. Franco menjawab dengan tenang, ia memberikan waktu buat Anne untuk sendiri.
Ini bukanlah pertama kali Anne terlihat seakan menghindar dari Franco. Sebelumnya Anne pernah mengurungkan niat untuk bertemu dengan laki-laki yang disukainya itu karena ia takut akan perasaannya sendiri.
Anne sangat kaget ketika keesokan harinya ia melihat insta story instagram franco.
Franco kembali kehilangan salah satu anggota keluarga besarnya. Dengan terburu-buru Anne menghubungi Franco lewat chat.
Franco menjawab dengan singkat.
Franco seakan sedang mati rasa. Betapa ia merasa terpuruk dengan hilangnya orang orang yang ia cintai satu persatu. Franco amat berduka. Ia seakan meratapi hidupnya. Mengapa ia mengalami semua ini secara beruntun. Pikirannya menjadi kacau tak tentu arah. Rasa sedih, marah, gusar, kesal berkecamuk di pikiran Franco. Ia seakan tak dapat membendung perasaannya lagi. Seakan ingin berlari, Franco tak dapat menerima lagi semua kenyataan yang tengah ia hadapi.
Anne dapat merasakan dinginnya jawaban Franco ketika Anne menyanyakan keadaannya saat itu. Franco juga terdengar murung. Anne berpikir mengapa ketika kabar buruk datang justru ketika Franco sedang berusaha menenangkan diri dan bahkan ketika mereka sedang tidak saling bicara.
Sebetulnya Anne ingin ada untuk Franco. Tanpa berpikir apapun judulnya. Mungkin rasa iba simpati dan perhatian yang sudah biasa Anne berikan tanpa sadar menumbuhkan rasa lebih dari sekedar naksir.Entahlah apa namanya. Anne hanya ingin memeluk Franco dan menenangkannya.
Sudah jauh hari Franco memang telah berencana untuk mengambil cuti selama beberapa hari. Ia ingin berlibur keluar kota untuk menenangkan diri.
France sempat membayangkan betapa senangnya apabila ia bisa pergi dengan cewek yang baru saja dikenalnya itu. namun sayang kala itu kondisi Anne tidak memungkinkan. Ia baru saja menandatangani kontrak kerja.
Namun Franco juga sudah janjian dengan teman lamanya untuk bertemu disana. Franco tahu kalau Anne mendukungnya untuk liburan yang satu ini. Lebih dari sekedar traveling, Franco memang sedang berproses untuk menyembuhkan dirinya.
Setiap hari Franco memberi kabar selama berada diluar kota, Anne juga terdengar ikut senang. Hari-hari yang Franco jalani seakan baik-baik saja hingga suatu hari, sesuatu terjadi. Saat itu Anne sedang mengalami konflik di kantor barunya. Ia sedang dalam keadaan panik. disaat yang bersamaan Anne tengah chatting dengan Franco. Anne begitu impulsif dan berkata bahwa ia ingin sendiri dahulu. Franco menjawab dengan tenang, ia memberikan waktu buat Anne untuk sendiri.
Ini bukanlah pertama kali Anne terlihat seakan menghindar dari Franco. Sebelumnya Anne pernah mengurungkan niat untuk bertemu dengan laki-laki yang disukainya itu karena ia takut akan perasaannya sendiri.
Anne sangat kaget ketika keesokan harinya ia melihat insta story instagram franco.
Franco kembali kehilangan salah satu anggota keluarga besarnya. Dengan terburu-buru Anne menghubungi Franco lewat chat.
Franco menjawab dengan singkat.
Franco seakan sedang mati rasa. Betapa ia merasa terpuruk dengan hilangnya orang orang yang ia cintai satu persatu. Franco amat berduka. Ia seakan meratapi hidupnya. Mengapa ia mengalami semua ini secara beruntun. Pikirannya menjadi kacau tak tentu arah. Rasa sedih, marah, gusar, kesal berkecamuk di pikiran Franco. Ia seakan tak dapat membendung perasaannya lagi. Seakan ingin berlari, Franco tak dapat menerima lagi semua kenyataan yang tengah ia hadapi.
Anne dapat merasakan dinginnya jawaban Franco ketika Anne menyanyakan keadaannya saat itu. Franco juga terdengar murung. Anne berpikir mengapa ketika kabar buruk datang justru ketika Franco sedang berusaha menenangkan diri dan bahkan ketika mereka sedang tidak saling bicara.
Sebetulnya Anne ingin ada untuk Franco. Tanpa berpikir apapun judulnya. Mungkin rasa iba simpati dan perhatian yang sudah biasa Anne berikan tanpa sadar menumbuhkan rasa lebih dari sekedar naksir.Entahlah apa namanya. Anne hanya ingin memeluk Franco dan menenangkannya.
“Anne baru tersadar jika beberapa dari sekian kata-katanya justru membuat Franco menjauh. Selamanya”
Namun Franco mendadak dingin.
Ia tak ingin banyak bicara. Franco mendadak berubah 180 derajat.
Bersambung part II..