Versi Liam:
Liam mengenal wanita itu sejak beberapa bulan terakhir. Parasnya yang menggemaskan membuat Liam tertarik padanya. Mereka bertukar nomor telepon setelah mengobrol di sebuah aplikasi chat. Ia penasaran dengan wanita yang bernama Inggrid itu, lalu mencoba bersikap manis. ia pun rajin menyapanya setiap hari.
inggrid adalah tipe yang menyenangkan untuk diajak bicara, namun Inggrid kerap menceritakan pengalaman pahit di masa lalu yang menyebabkan ia bimbang untuk mengawali hubungan baru. Hal itu membuat Liam bertanya-tanya mengapa Inggrid sulit move on. Sempat Ia mengajak Inggrid bertemu. Namun ketika itu Inggrid menolak. Alasannya karena ia belum siap, dia masih trauma. Ia pun mencoba memaklumi. Ia menilai wanita yang di sukainya itu memiliki potensi yang dia cari, tapi Inggrid mempunyai sifat tidak sabaran dan sering meledak-ledak ketika menyampaikan sesuatu yang tak ia setujui.
Suatu saat ketika mereka berbicara, Inggrid pernah menyudahi percakapan tersebut dengan mengatakan kalau sepertinya mereka tak cocok. Ia lagi-lagi bingung, apa yang salah dari dirinya? sudah seringkali mereka bersinggungan pendapat padahal belum pernah bertemu.Liam merasa perkenalan itu seperti tak bisa dilanjutkan lagi. Seminggu kemudian inggrid menghubunginya dan mengajak berbaikan. Inggrid meminta kesempatan untuk mengenal satu sama lain sekali lagi. Selama hampir 2 bulan mereka mengobrol lewat chat.
Suatu sore kesempatan untuk bertemu akhirnya datang. Mereka janjian di sebuah cafe. Liam memesan kopi sembari menunggu Inggrid.Inggrid pun datang, mengenakan warna baju yang sama persis sepertinya. Kejadian itu selalu dia ingat. Apakah ini pertanda? ia tak tahu. Liam pun menatap wanita yang selama ini diajaknya ngobrol dengan seksama.Liam sangat senang dengan kehadiran Inggrid, tapi wanita itu terkesan dingin. Ia tak dapat menebak apa yang ada dalam pikiran Inggrid. Menurutnya Inggrid kurang tertarik padanya. Ia bingung karena disaat yang sama keberadaan Inggrid yang tengah duduk disampingnya seperti sebuah magnet. Pertemuan itu terjadi cukup singkat karena Liam sudah ada janji untuk reunian dengan teman-temannya.
Pertemuan pertama cukup berkesan, dan sejak saat itu Inggrid menanggapi lebih dari sebelumnya. Terkadang ia ragu, tapi ia pun suka padanya. 2 minggu kemudian Inggrid mengunjungi tempat tinggalnya. Wanita itu datang dengan mengenakan kaos. Kebetulan Liam sangat tidak suka dengan wanita yang berpakaian kurang feminin apalagi Inggrid tengah mengenakan jeans. Ia memperhatikan Inggrid dari bawah hingga keatas. Wanita itu terlihat menggoda namun terkesan cuek.
Setelah pertemuan yang ke-2 Liam menganggap mereka sudah jadian. Liam yang tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan masa depan untuk bekerja dan pindah keluar negeri mengajak Inggrid untuk pergi bersamanya. Semakin hari Jadwal Liam semakin padat. Ia bekerja di saat weekdays dan belajar di saat weekend. Ia mengesampingkan Inggrid untuk sementara karena ia harus mengejar target. Kadang ia merasa kangen ingin bertemu, tapi ia juga tidak mau kehilangan waktunya yang selalu berdetak maju. Liam ingin Inggrid dapat mengerti situasinya. Berulang kali mereka bertengkar karena Inggrid kesal. Liam tahu Inggrid ingin menghabiskan waktu bersamanya. Tapi ia juga punya kehidupan sendiri dan ia anggap Inggrid tipe wanita yang independent. Setiap kali Inggrid mulai cranky dan mengucapkan kata-kata yang melantur, ia tak mau menanggapinya dengan serius. Ia bersikeras agar Inggrid memahaminya, tapi Liam juga tak tahu kapan bisa bertemu dengan orang yang ia sayangi. Untuk sekarang ia cuma dapat menyapa dan mengajaknya ngobrol seadanya lewat chat lagi.
Karena seringnya bertengkar kadang ia merasa bahwa mungkin memang tak tepat baginya untuk memiliki seseorang saat ini. ia pun mulai capek meladeni Inggrid yang semakin hari semakin sulit dimengerti. ia juga ingin dipahami oleh Inggrid.Suatu kali, Inggrid menghubunginya saat ia sedang super sibuk di kantor. Ia hanya bisa membalas seadanya. Ia tak menyangka bahwa Inggrid akan semarah itu. Inggrid melontarkan kata-kata perpisahan yang sudah sering ia dengar sebelumnya. Inggrid bahkan mengatakan jika ia tidak cukup baginya. Inggrid menganggapnya tidak punya perasaan. Inggrid minta dilupakan.
Kali ini ia menuruti apa katanya. Ia tak mau mengubris Inggrid lagi. Selang beberapa hari ia pun menerima pesan maaf dari Inggrid. Liam menjawab seadanya. Ia tak ingin banyak bicara. Ia menyadari bahwa hal itu tak akan berhenti menjadi masalah sampai mereka punya waktu bersama dan ia tak dapat memberikan itu. Tak ada kepastian dari Liam sendiri.
Terkadang ia mengingat inggrid. Ia rindu, tetapi ia memilih prioritasnya saat ini. Mungkin nanti ia juga akan menghubungi Inggrid lagi – mungkin juga tidak. Lagipula Inggrid bukanlah satu-satunya wanita yang ia ajak bicara via online, hanya saja Inggrid yang stand out dari kesemuanya saat itu. ia tak tahu apa yang akan terjadi kedepan, mungkin Inggrid akan tergantikan dengan orang yg lebih mengerti dirinya.
Saat ini ia juga mulai dekat dengan beberapa orang, namun hanya ada 1 Inggrid yang kadang hangat, kadang sulit dijinakkan, kadang menyakitkan tapi juga dirindukan.