Apa itu Dark Psychology?
Pernahkah kamu merasakan kecocokan sempurna ketika bertemu seseorang yang memenuhi semua kriteria ideal sebagai pasanganmu? Dalam waktu yang singkat ia mampu mengambil hati, dan ia juga tahu persis bagaimana cara memperlakukanmu tanpa cela, sehingga kamu merasa amat beruntung dicintai olehnya.
Namun, seiring perjalanan dalam hubungan, tiba-tiba semua itu harus hancur, dan kebahagiaan yang pernah kamu rasakan berujung pada kekecewaan dan luka. “Hati-hati, karena mungkin saja tanpa disadari, ia telah menerapkan teknik Dark Psychology untuk memanipulasi emosi dan pikiranmu.”
Psikologi Gelap adalah seni dan ilmu pengendalian pikiran
Psikologi gelap mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk mengeksploitasi dan seseorang demi keuntungan pribadi. Trik Dark Psychology mampu mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang atau targetnya. Dalam ranah cinta dan hubungan, psikologi gelap dapat muncul dalam cara yang halus dan tersembunyi. Meski di awal koneksi tersebut terasa tulus, namun akhirnya bermuara pada distorsi emosi yang toxic.
Bahaya Psikologi Gelap dalam Hubungan
Ketika digunakan dalam situasi romantis, teknik ini dapat menciptakan perasaan cinta yang pesat, dan keterikatan yang palsu, oleh karena itu mari kita memahami taktik yang mereka pergunakan agar kita dapat melindungi hati dan membuat pilihan yang bijaksana sebelum terlambat.
Contoh Perilaku Manipulatif
1. Teknik Mirroring
Seseorang dapat saja diam-diam mempelajari perilaku, bahasa tubuh, cara bicara, dan pola pikir targetnya. Di awal hubungan, orang tersebut akan berusaha menyesuaikan dan menyeimbangkan dirinya semaksimal mungkin, sampai kamu merasa sefrekuensi, dimengerti dan diterima apa adanya. Memang dalam hubungan jangka panjang seperti suami-istri, misalnya mereka sering kali menjadi mirip satu sama lain, akan tetapi hal ini disebabkan oleh jangka waktu kebersamaan selama bertahun-tahun. Tetapi jika penyerupaan terjadi dalam waktu singkat dan terasa berlebihan, maka hal ini bisa menjadi ‘red flag’ yang perlu diwaspadai.
2. Menciptakan Rasa Kasihan
Psikologi gelap sering kali muncul dengan membangkitkan empati melalui pengulangan cerita akan kesedihan, kesulitan, kegagalan pribadi atau cerita intens bahkan tragis. Jalinan narasi ini akan selalu dibawa setiap kali bertemu dengan orang baru. Ini adalah bentuk upaya agar memikat dan meluluhkan hati. Dengan menghadirkan diri sebagai korban keadaan, mereka menciptakan ikatan emosional yang secara halus ‘memaksa’ orang lain untuk merespon dengan kasih sayang dan dukungan. Topeng kerentanan ini sebetulnya memiliki tujuan yang lebih dalam dan berbahaya, yakni untuk mendapatkan kontrol dari keterlibatan emosional seseorang.
3. Love Bombing
Taktik berikutnya yaitu seseorang yang membanjirimu dengan kasih sayang, pujian, sanjungan, perhatian yang luar bisa. love bombing juga dapat diartikan sebagai pergerakan cepat seseorang dalam menyatakan cinta dan komitmen di awal-awal perkenalan. Perlu kita sadari bahwa cinta yang tulus membutuhkan waktu untuk berkembang dan teruji seiring waktu, bukan dengan terburu-buru. Untuk penjelasannya kamu bisa baca di artikel lain mengenai ilmu “The five love language:
“Menjaga Kesetiaan Dengan Bahasa Cinta”
4. Emotional Dependence
Dalam praktik dark psychology, Sang manipulatif menciptakan ketergantungan emosional pada targetnya lewat love bombing. Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan ia menarik kembali semua. Di saat inilah kekosongan dirasakan oleh target yang sedemikian rupa merindukan kehadirannya. Dengan mengontrol emosi, ia menyisipkan rasa takut kehilangan, atau tidak mampu hidup tanpanya.
Ketika Semuanya Berada di Tepi Jurang
1. Isolation
Apakah kamu pernah merasa terasing dalam sebuah hubungan? Apakah kamu merasakan jarak yang semakin menjauh antara dirimu dan pasangan, seolah ada tembok yang terbentuk? Dalam manipulasi psikologis, seseorang berusaha menanamkan keraguan dalam diri pasangannya, yang akhirnya memaksa mereka untuk mempertanyakan kenyataan yang ada. Hal ini dapat menciptakan perasaan keterasingan dan kebingungan, karena yang menjadi korban mungkin mulai meragukan persepsi dan keyakinan yang selama ini dipegang.
2. Gaslighting
Trik ini tidaklah selalu dengan meninggikan suara, luapan emosi yang ditujukan kepada seseorang. Sebaliknya, trik ini digunakan melalui isyarat atau tindakan yang akhirnya memicu kekesalan & kemarahan. Peristiwa tersebut seolah membalikkan fakta dimana target menjadi sulit dalam mengontrol emosi & kesedihannya (mental breakdown). Gaslighting bisa bersifat halus, sehingga sulit untuk terdeteksi, akan tetapi dampaknya bisa menimbulkan luka mendalam. Jika pasangan kita terus-menerus meremehkan pikiran dan perasaan, itu mungkin merupakan tanda gaslighting sedang berlangsung.
“Manipulasi emosional yang muncul secara halus biasanya dimulai dengan komentar yang tampaknya tidak kasar, akan tetapi perlahan merusak rasa percaya diri dan persepsi realitas seseorang.“
Misalnya, ia mulai mengabaikan perasaan, mengurangi waktu bersama, melewatkan momen penting, dan hanya melakukan komunikasi seadanya yang tampak tidak berarti. Beberapa diantaranya juga menerapkan trik ini melalui tindakan secara terang-terangan dengan menunjukkan bahwa ada prioritas lain yang jauh lebih utama sehingga membuatmu overthinking.
Pasangan juga mungkin bersikap seolah perbedaan pendapat tidak pernah terjadi. Terlebih lagi, efek dari gaslighting mampu membuat seseorang merasa tidak berharga, di manfaatkan, atau di akal-akali. Indikasi lain dari gaslighting adalah ketika kamu mencoba mempertanyakannya, dengan mudah ia dapat menyangkal atau mungkin saja melabelkanmu sebagai orang yang terlalu emosional dan menyusahkan.
3. Silent Treatment
Keheningan bisa menjadi senjata, di mana kurangnya respons menciptakan kesan ketidakpedulian. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, seseorang mungkin mulai merasa ragu, terus bertanya-tanya, bingung, dan terjebak dalam pikiran sendiri. Lebih parah lagi, peristiwa seperti ini dapat berulang hingga mencapai titik di mana tak ada lagi kemampuan untuk menahan keterpurukan yang timbul.
4. Hoovering
Taktik Hoovering dalam cinta biasanya dipergunakan untuk menarik pasangan kembali setelah adanya jarak atau pemutusan hubungan. Ada dua cara yang sering digunakan:
- Penyesalan yang Berlebihan (lebay): Menunjukkan rasa penyesalan dan kesedihan yang mendalam atas tindakan masa lalu, dengan tujuan membangkitkan rasa simpati dari pasangan.
- Janji untuk Berubah: Berjanji untuk memperbaiki perilaku yang bermasalah, meskipun sebenarnya tidak ada niat untuk melakukannya.
5. Reverse Psychology
Hampir mirip dengan hoovering, psikologi terbalik (reverse psychology) berperan dalam membuat seseorang terjebak dalam gejolak emosional. Istilah “reverse” berarti berlawanan, dan dalam hal ini adalah membalikkan situasi yang ada. Teknik manipulasi ini seolah-olah membuat korban merasa bahwa dirinya lah yang membuat kesalahan dan menjadi penyebab atas masalah.
Saat bergulat dengan emosi yang bertentangan seperti ini, seringkali korban justru merindukan sang manipulator, berharap agar hubungan itu dapat kembali ideal, dan berusaha melawan kenyataan yang sebenarnya.
Siklus ini terkadang dipertahankan oleh manipulator, apabila ia masih membutuhkannya.
Sebuah Jalan yang Sepi
“Alasan utama hubungan tersebut sampai selesai biasanya karena ia sudah tidak lagi membutuhkan pasangan lamanya. Kemungkinan besar ketika semua berakhir, ia tengah mencoba membangun hubungan yang sama dengan yang baru. Ibarat mendaki gunung, seseorang yang manipulatif akan terus menggunakan trik dark psychology untuk mencapai tujuannya, tanpa peduli pada perasaan orang lain.”
Kesimpulan
Teknik manipulasi yang kuat dapat menghancurkan seseorang secara mental bahkan fisik. Dengan memahami taktik, mengenali tanda-tanda hubungan yang toxic, kita sedang mengambil langkah bijak untuk melindungi diri dan masa depan kita.
Info tambahan:
Teori ‘Dark Psychology’ dikembangkan oleh dua Psikolog dari Kanada; Delroy Paulhus dan Kevin Williams. Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa ada Triad gelap dalam tipe kepribadian manusia yang dianggap negatif:
- (Biru) Machiavellianisme: Kurangnya empati, ketidakpedulian terhadap moralitas, dan fokus terhitung pada kepentingan diri.
- (Kuning) Narsisisme subklinis: Superioritas, kebanggaan, egotisme, dan kurangnya empati.
- (Merah) Psikopati subklinis: Perilaku antisosial, impulsif, egois, dan ketidakpedulian yang dingin terhadap orang lain.